Wednesday 17 March 2010

Wasiat Nabi Khidir as

Sebelum Nabi Khidir as berpisah dengan Nabi Musa as yang tidak sabaran, beliau berpesan, "Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasihat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkannya. Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasihati. Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang memecahkannya. 

Kurangilah usaha-usaha dan buanglah jauh-jauh di belakangmu, karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya. Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti. Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu. Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuanmu (ilmu) kerana tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain. Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu kerana kamu akan dipisahkan oleh kaum ulama. Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufik hidayah Allah untukmu. 

Berantaslah kejahilan kamu dengan cara membuang sikap masa; bodohmu (ketidakpedulian)-mu yang selama ini menyelimuti dirimu. Itulah sifat orang-orang arif lagi bijaksana, menjadi rahmat bagi semuanya. Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencarimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Hai putera Imran, tidaklah kamu sedari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit saja. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa dirimu sendiri. 

Janganlah kamu buka pintu ini jika kamu tidak tahu menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika kamu tidak tahu bagaimana membukanya, hai putera Imran. Barang siapa suka menunjuk-nunjuk harta benda, dia sendiri; bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kekuasaannya. Namun, semua hamba yang mensyukuri semua kurniaan Allah swt serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan-Nya, dialah hamba yang zuhud; dan patut diteladani. Bukankah orang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi pujuk rayu setan? Dan dia pula orang yang mengetahui buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. 

Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sedangkan kehidupan dunianya akan tenteram di tengah-tengah masyarakat yang merasakan jasa-jasanya. Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui misalnya masalah-masalah yang tidak biasa dibincangkan atau dijadikan bahan saja. Itulah pemimpin jalanmu dan orang-orang akan disejukkan hatinya. Hai Musa, putera Imran, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fikir serta perbanyaklah amal kebajikan. Suatu hari kamu tidak akan mampu mengelak dari kesalahan, maka pintalah keredhaan Allah dengan berbuat kebajikan, kerana saat-saat tertentu akalmu pasti akan melanggar aturanNya. Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu. Nasihatku ini tidak akan sia-sia bila kamui menurutinya."

(Diambil dari Kitab Tahzibul Asma Jus 1 Halaman 176-177; Shahih Muslim fi Syarkin Nawawi Jus 15 Halaman 135-136; Ruhul Mu'ni Jus 25 Halaman 223; Fathul Bari Jus Halaman 310)

Dari kisah Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting. Diantaranya adalah ilmu merupakan kurnia Allah swt, tidak ada seorang manusia pun yang boleh menuntut bahawa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Ini adalah kerana ada ilmu yang merupakan anugerah dari Allah swt yang diberikan kepada seseorang, dan ada juga ilmu yang diberikan tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, iatu ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang soleh dan terpilih)

Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan pelajaran dan mengambil ikhtibar dari setiap peristiwa yang dialami atau yang berlaku. Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum layak melaksanakan sesuatu tanpa arahan dari guru kerana Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.


7 comments:

Terima kasih kerana sudi membaca petikan ini tuan.

guru disanjung, ilmu dijunjung ... terima kasih, kekanda megat.

saya agak bingung dengan istilah putra Imran, karena setahu saya Imran adalah ayah dari Siti Maryam ibunda Isa AS.

Nabi Musa utusan Allah swt memimpin kaum Israel ke jalan benar kalau tidak salah kita merupakan anak kepada Imran dan Yukabad binti Qahat. Lebih tepat lagi Musa bin Imran bin Kohath bin Lewi bin Yakqub bin Ishaq bin Ibrahim, bersaudara (adik-beradik mengikut sesetengah periwayatan) dengan Nabi Harun, dilahirkan di Mesir pada pemerintahan Firaun...Allahu wa'alam...

as salam sahabat.. perkongsian yang benar.. banyak yang tersirat... dan harus kita kupas bersama...

Sekadar berkongsi apa yang kita perolehi.

Post a Comment