Tuesday 7 December 2010

Saat Kematian Karna @ Pendhowo Limo

Karna @ Radheya  merupakan watak utama dalam epik Mahābhārata. Beliau merupakan Raja Anga dan dianggap sebagai kashtriya yang terunggul. Beliau adalah anak kepada Surya (Dewa Matahari) bersama Kunti, dan teman rapat kepada Duryodhana. Karna berperang di pihaknya ketika menentang Pandavas (adik-beradiknya sendiri) semasa Perang Kurukshetra. Karna merupakan individu yang menentang setiap perkara yang buruk dalam kehidupan dan berpegang teguh serta memahkotakan apa jua yang dijanjikan beliau.

Karna  adalah simbol pengorbanan dan pengorbanan adalah sinonim dengannya. Dipercayai tidak ada manusia lain yang dapat menandingi semangat pengorbanan yang dimiliki oleh Karna dalam apa jua keadaan. Walaupun ketika tewas dan dirinya menghampiri maut, semangat pengorbanan dan ‘sentiasa memberi’ Karna masih kekal: “Kegelapan mula menyelubungi di tapak medan pertempuran. Krishna mengikuti Arjuna dan dengan suara yang lembut Krishna memanggil ‘Karna ! Karna !’ Karna yang sedang menghadapi maut dengan nafas yang adqa menjawab “Siapa yang memanggil aku ? Aku di sini !”. Berpandukan arah datangnya suara yang lemah tadi Krishna mendekati Karna. Sebelum mendekati Karna, Krishna telah mengubah rupa bentuk asalnya menjadi seorang Brahmin (sami).  

Karna bertanya kepada Krishna “Siapakan tuan hamba ini ?” Walaupun sedang nazak, menghampiri nafasnya  yang terakhir ketika itu , Karna dengan suara yang jelas masih lagi mampu untuk bertanya kepada orang yang dianggap asing baginya.  Krishna (yang menyamar sebagai seorang Brahmin yang miskin) menjawab : “Sudah sekian lama kita mendengar mengenai reputasi tuan sebagai seorang yang pemurah dan dermawan hinggakan tuan diberi gelaran Daana Karna(Karna yang sentiasa memberi). Hari ini, tanpa mengetahui akan penderitaan tuan, kita datang untuk meminta sesuatu sumbangan dari tuan. Tuan mesti menunaikan hajat kita ini.” “Akan kita tunaikan hajat tuan, mintalah apa jua yang dikehendaki” Karna membalas.

Kita akan melangsungkan perkahwinan anak kita oleh itu kita memerlukan sejumlah  kecil emas sebagai perbelanjaan”  Krishna berkata. “Amatlah menyedihkan kerana keadaan kita tidak berkemampuan sekarang tetapi pergilah berjumpa dengan isteri kita, dia akan memberikan sebanyak mana emas yang tuan kehendaki” jawab Karna. Sami Brahmin itu ketawa sambil berkata “Untuk mendapat sejumlah kecil emas kita terpaksa berjalan ke Hastinapura? Sekiranya tuan tidak mampu untuk menunaikan hajat atau memberi apa yang kita minta, bukankah lebih baik kita tinggalkan sahaja tuan di sini ?” Dengan nada yang tinggi Karna bersumpah “Selagi nyawa kita ada, selagi kita bernafas sama sekali tidak akan kita berkta ‘tidak boleh atau ‘tidak’ kepada sesiapa pun!”. Lalu Karna membuka mulutnya, memperlihatkan emas yang membaluti gigi-gigi beliau dan berkata “Akan kita berikan kesemua salutan emas ini kepada tuan. Ambillah !”. Dengan nada yang tinggi seolah-olah merasa jijik dengan cadangan itu Krishna menjawab : “Apa yang tuan ingin cadangkan? Adakah tuan mengharapkan kita untuk memecahkan gigi-gigi tuan dan mengambil emas itu? Adakah tuan fikirkan kita tergamak melakukan sekejam itu. Kita adalah seorang Brahmin !

Setelah mendengar kata-kata sami itu, Karna terus mengambil batu besar yang berdekatan dan menghantuknya ke muka beliau, mematahkan gigi-gigi beliau. Karna mengambil gigi-giginya yang patah dan menyerahkan kepada sami Brahmin tersebut. Krishna yang menyamar sebagai sami Brahmin tadi cuba menguji ketabahan Karna dan berkata : “Apa ? Adakah tuan ingin memberi kita hadiah yang berlumuran dengan darah ? Kita tidak boleh terima penghinaan seperti ini. Lebih baik kita beredar dari sini !” Mendengar rungutan Brahmin tadi, Karna merayu “Swami, tolonglah..tunggu sebentar “ Walaupun cedera teruk akibat panahan dari Arjuna dan dengan kesukaran untuk bergerak, Karna mengambil anak panahnya dan menghalakannya ke langit. Dilepaskan anak panah itu ke atas. Sejurus kemudian hujan turun dengan lebatnya, membasahi bumi. Karna mengambil gigi-giginya tadi dan membersihkannya dengan air hujan, dan dengan kedua belah tangan, menghulurkannya kepada sami Brahmin itu.

Krishna berasa sungguh terharu lalu memperlihatkan dirinya yang sebenar. Terkejut sambil Karna bertanya : “Siapakah sebenarnya tuan ?”. Krishna menjawab : “Kita adalah Krishna. Kita amat kagum dengan semangat berkorban tuan. Tidak kira dalam apa juga keadaan, tuan sama sekali tidak lupa atau mengabaikan semangat untuk sentiasa memberi kepada yang meminta. Pohonlah apa juga yang tuan inginkan !” Setelah memperlihatkan diri Krishna yang sebenar, Karna terus berdoa “Wahai Krishna ! Aaapadbandhava! (Yang Mengurangkan segala Kesengsaraan !) Lokarakshaka! (Yang Melindungi Dunia !). Oh Dewa, yang memegang dunia di bawah tapak tangannya, apa yang boleh kita mohon dari engkau ? Ketika ini di saat aku menghadapi ajalku, aku ingin menutup mataku dengan melihat wajah dan diri engkau yang sebenar. Inilah rahmat yang terbesar bagiku dan cukup bagiku sebelum diri ini meninggalkan jasad ini yang merupakan matlamat utama kewujudan manusia. Engkau telah datang dan menghampiri serta merahmati jasad ini dengan kehadiran engkau sendiri. Cukuplah rahmat yang engkau berikan dan aku hanya mampu menyerahkan tanda hormatku kepada engkau…”.


25 comments:

Sekadar pengetahuan sahaja !

masih adakah org yg mempunyai jiwa seperti Karna ini....?

Tu lah..gua ingat nk cuba jadi karna. Habis semua watak Pendhowo kalian dan ambil

sesungguhnya 'semangat' Karna itu sangat sesuai untuk Tuan.....

Wei bro QT @ Bima..gua mana ada gigi emas kalau nk jadi Bima....tak taulah kalau warna BMW buruk gua boleh dianggap emas kakakakakakaka

bagi keris2 dlm simpanan, atau hulu2 keris pun jadilah

kakakakakakakaka..kalian ni...!

Sringgggggggggggggggggg!!!......... hehehehhe

sringggggg? yang mana satu..kita dah ada dua bilah yg srringggggggggggggg !

bro, kalau nak jadi Karna mesti kena ada keris kaladate, Arjuna dah tentu pakai kalanadah...huhuhu

kalo begitu.... kulo mau pake keris apa ya Tuannnn??....

sampeyan gunakan aja gada..... Gada besi kuning...huhuhu

sampeyan gunakan aja gada..... Gada besi kuning...huhuhu

Aduhai sahabat kita, tk termampu oleh kita utk memiliki keris sedemikan. Credit card pun dah max !

Keris yg bila dihunus berbunyi 'srrrrriiiiiingggg' !

ohhhhhhhh!!..... kalau yang gitu nggak ada Tuannnnn..... tapi kalau yang bila di raba2 dengan jari .... bunyinya Srinnngggggggg!!...... adalah........huhuhuhu

gada juga bisa berbunyi srinnngggg jugak ker bro?;-)

yang bunyi sringgg tu bila org rumah keluarkan pisau pemotong daging dan ditalakan ke celah peha !!

sedikit penambahan kisah Adipati Karna versi pewayangan Jawa............

"Karna versi Jawa sudah mengetahui bahwa ia adalah kakak tiri para Pandawa sejak awal, yaitu menjelang perkawinannya dengan Surtikanti. Jadi, kedatangan Kresna menemuinya sewaktu menjadi duta ke Hastinapura bukan untuk membuka jati dirinya, namun hanya untuk memintanya agar bergabung dengan Pandawa.

Karna menolak dengan alasan sebagai seorang kesatria, ia harus menepati janji bahwa ia akan selalu setia kepada Duryodana. Kresna terus mendesak bahwa dharma seorang kesatria yang lebih utama adalah menumpas angkara murka. Dengan membela Duryodana, berarti Karna membela angkara murka. Karena terus didesak, Karna terpaksa membuka rahasia bahwa ia tetap membela Korawa supaya bisa menghasut Duryodana agar berani berperang melawan Pandawa. Ia yakin bahwa angkara murka di Hastinapura akan hilang bersama kematian Duryodana, dan yang bisa membunuhnya hanya para Pandawa. Karna yakin bahwa jika perang meletus, dirinya pasti ikut menjadi korban. Namun, ia telah bertekad untuk menyediakan diri sebagai tumbal demi kebahagiaan adik-adiknya, para Pandawa.

Dalam perang tersebut Karna akhirnya tewas di tangan Arjuna. Namun versi Jawa tidak berakhir begitu saja. Keris pusaka Karna yang bernama Kaladite tiba-tiba melesat ke arah leher Arjuna. Arjuna pun menangkisnya menggunakan keris Kalanadah, peninggalan Gatotkaca. Kedua pusaka itu pun musnah bersama."

aduhhhhhhh!!..... kok gada??...... mana ada gadanya Tuannnnn..... kalau gada dari kayu kemuning item adalah..... huhuhuhu.... kalau di jentik.....bunyinya brenggngeng..ngengg...

amat buruk angsarnya itu.... bisa papa kedana hehehe

Thanks for the info tambahan

adusssssssss..... ni yang tak boleh tahan ni........ ukuran pun tak lepas ke Tuannn??..... pangkat apa yekkk??......

Falsafah seorang satria tulin....

mungkin Karna yang moden sudah bersama2 para Pandawa ketika ini...... hehehehehe

Post a Comment