Tuesday 28 December 2010

Ilmu Kesaktian Yang Mampu Dipelajari tetapi........!


Terjumpa kita akan artikel yang agak menarik ini, ada logik dan rasionalnya tetapi kita anggap ia sekadar persepsi penulis. Maka kita diberi akal fikiran olehNya, fikir-fikirlah sendiri !

Ilmu Kesaktian Ghoib

Sebelum kita membahas hukum belajar melihat alam ghaib,terlebih dahulu kita membahas tentang pengertian alam ghaib. Kata ghaib berasal dari bahasa Arab ghoba, yaghibu, ghoiban : artinya lawan dari tampak dan hadir (al Mu’jam al Wasith hal.667). Adapun secara istilah, ghoib adalah : ”yang tidak tampak oleh kita tetapi diceritakan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah.” (Tafsir Ibnu Katsir). Jelaslah bagi kita bahwa alam ghoib adalah alam yang bukan alam dzohir yang bisa dapat kita lihat dengan panca indra kita. Percaya kepada yang ghoib merupakan pokok dasar dari Rukun Iman serta menjadi sifat yang utama dan pertama bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah : 3..”Orang-orang yang beriman kepada yang ghoib dan mendirikan shalat….”

Alam ghaib sangat luas bahasannya, kita beriman pada Allah, malaikat, surga, neraka, ruh, alam barzah dan jin yang kesemuanya itu adalah ghoib. Namun sungguh disayangkan tidak sedikit di antara umat islam yang salah dalam memahami alam ghoib itu hanya dengan alam jin dan syetan saja. Artinya kalau diantara mereka ada yang mengklaim melihat jin atau syetan orang tersebut dikatakan telah mengetahui alam ghoib yang sesungguhnya? Tentu tidak alam ghoib sangat luas cakupannya tidak hanya terbatas pada alam jin lalu mengatakan tahu keghoiban yang hakiki.

Rasulullah, imamnya para Rasul dan manusia termulia tidaklah memiliki kemampuan melihat alam ghoib malaikat, surga, neraka, ruh, alam barzah dan jin dangan panca indranya kecuali diberi kekhususan oleh Allah sebagi Mu’jizat yang diberikan pada Rasulullah. Seperti pada saat tertentu baliau mendapatkan wahyu dari Allah, misalnya peristiwa Isro’ dan Miroj dan peristiwa-peristiwa lain seperti melihat malaikat Jibril dan menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang kesemuanya karena wahyu dan kekhususan yang diberikan Allah dan tidaklah atas kemauan Rasulullah sendiri. Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A’raf ayat 188:
Katakanlah Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui hal-hal yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’”

Dari keseluruhan penjelasan tersebut di atas,dapat disimpulkan bahwa pengakuan orang yang biasa yang bisa melihat jin baik yang dia lihat atau yang menampakkan diri atau melihat alam jin walaupun mereka mengatakannya dari hasil latihan meditasi pembukaan chakra ajna ataupun dari hasil puasa patigeni, maupun dari hasil wirid itu semua dari hasil bantuan jin itu sendiri dan sangat terbatas sifatnya. Yang diberikan jin itu pada manusia hanya sebatas pada alam jin itu sendiri yang bukan ghoib bagi diri mereka (jin) dan tidak mungkin sampai kealam roh dan jika ada orang yang mengaku bisa melihat alam roh tidak lain hasil tipu daya jin itu sendiri yang menyerupa dan menyesatkan manusia. Karena sebenarnya jin bahkan Iblis tidak mengetahui hakikat roh itu sendiri apalagi masuk kealam roh dan mengetahui hakikat keghoiban yang hakiki yang kesemuanya itu hanya milik Allah semata. Seperti dalam proses penciptaan langit dan bumi dan penciptaan roh makhluk hidup. Allah Ta’ala berfirman:

مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا

”Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri.” (Al Kahfi:51)

Allah juga berfirman didalam surat Al Isro’ ayat 85:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

“’Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Banyak orang-orang yang bisa trawangan (melihat tembus atau melihat makhluk halus) setelah di Ruqyah Ustadz Fadlan ternyata ada jin diantara kedua matanya yang jin itu telah membantunya dengan menyamakan frekuensi kecepatan getaran kosmis alam jin (kenyataan ini confusing ) pada kedua mata orang tersebut hingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa pada matanya atau bisa juga dengan sarana air sihir yang diminumkan pada orang yang bersangkutan hingga ia bisa memiliki ilmu trawangan. Wallaahu a’lam.

Selain itu, kemampuan melihatnya itu sendiri terjadi karena orang tersebut telah menjalin kerjasama dengan jin baik yang ia sadari maupun dia tertipu karenanya (dikatakan dari hasil meditasi, puasa patigeni ataupun wirid-wirid) yang membantunya yang kesemuanya itu sekali lagi hanya terbatas pada alamnya sendiri (alam jin) yang tentu bukan hal ghoib bagi dirinya (bukan alam barzah atau roh yang merupakan hal yang ghoib bagi jin itu sendiri yang ia tidak bisa memasukinya namun dapat menipu mausia dengan mengaku dari alam roh atau roh seseorang). Atau ada kalanya penampakan jin atau syetan itu karena sihir yang dilakukan oleh jin yang menjelma menjadi makhluk yang tinggi besar , hitam, menakutkan atau bahkan sebaliknya seperti makhluk yang bersinar terang yang sangat tampan atau cantik (yang mengaku dewa dan dewi).Kedua hal ini merupakan suatu bentuk tipu daya yang dilancarkan syetan pada manusia,atau seseorang bisa melihat jin atau berkomunikasi dengan mereka secara langsung karena bantuan jin itu sendiri.

Kembali dalam pembahasan kemempuan seseorang melihat jin. Dalam beberapa kasus yang dihadapi Tim Ruqyah di Yogyakarta, banyak sekali bukti yang menguatkan bahwa kemampuan seseorang melihat jin atau syetan tidak lain dari bantuan dari jin atau syetan itu sendiri. Ketika di Ruqyah, para pasien yang sudah kesurupan, tidak jarang melihat beberapa jin yang ditugaskan oleh bos atau tuannya agar menjaga jin yang ada dalam tubuh pasien sehingga jin yang sudah tersiksa dan terbakar dalam tubuh pasien itu takut keluar. yaitu dengan cara jin itu menakut-nakuti jin yang ada dalam tubuh pasien itu jika keluar maka akan dipenjarakan oleh bos atau tuannya. Namun setelah jin berhasil dibunuh atau dikeluarkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an (Ruqyah syar’iyyah) orang tersebut tidak mampu melihat jin lagi. Didalam surat Al-A’raf Allah menerangkan, bahwa jin bisa melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat jin. Allah Ta’ala berfirman: ”Sesungguhnya syetan dan kelompoknya tidak dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka.”(QS.Al-A’raf:27).

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah ketika menjawab pertanyaan tentang ayat ini beliau mengatakan: ”Yang ada di dalam Al-Qur’an bahwa (jin) melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat mereka ini adalah haq (kebenaran) yang menunjukkan bahwa mereka melihat manusia pada suatu keadaan sedang manusia tidak dapat melihatnya pada keadaan tersebut.” Ibnu Taimiyah melanjutkan, ”Tidak ada di dalamnya (penafsiran) bahwa tidak ada seorang pun diantara menusia yang tidak melihat mereka pada suatu keadaan, bahkan terkadang diantara orang-orang shaleh melihat mereka begitu pula orang-orang tidak shaleh, akan tetapi manusia tidak melhat mereka setiap saat.” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah,juz 15 hal.7).

Pernyataan beliau ini sesuai dalam kenyataan yang ada. Pada zamannya Ibnu Taimiyah juga sering melakukan therapy gangguan jin dengan Ruqyah , jadi banyak sekali kejadian-kejadian yang beliau hadapi. (kitab Ath Thibbun Nabawi hal 52-53). Namun demikian pernyataan ini tidak menunjukkan manusia mampu melihat jin secara hakikat dan wujudnya setiap waktu. Sebagaimana tidak ada ilmu-ilmu keghoiban dalam Islam yang bisa mengantarkan menusia mampu melihat jin. Maka, seseorang yang mampu melihat jin, kemungkinannya hanya dua : pertama dia memang orang yang sholeh yang diberi karomah mampu melihat jin, atau kedua;  orang itu bukan orang yang sholeh, ia mampu melihat jin karena bantuan dan tipu daya jin itu sendiri yang akan menyesatkan manusia.

Adapun karomah itu sendiri sudah jelas, ia tidak dapat dipelajari atau ditransfer apalagi diturunkan (diwariskan), tidak dapat didemonstrasikan (dipamerkan), tidak dapat dihadirkan, tidak dapat berulang-ulang. Sementara dengan tipu daya jin bisa terjadi setiap saat, kapan saja, dimana saja, baik diperoleh dengan cara berkolaberasi deangan sebangsanya atau atas kemauan jin itu sendiri. Bila ini yang dimaksud dengan mempelajari ilmu tentang alam ghoib, yaitu belajar berkolaberasi dengan jin tentu sangat dilarang dalam Islam. Sesungguhnya, hakekat sesuatu yang ghoib itu hanya ada dalam ilmu Allah. Maka manusia tidak akan pernah mampu untuk menyingkap hal-hal ghoib yang hakiki dari ilmu Allah.

Setelah kita memahami ajaran akidah islam mengenai yang ghoib itu tentu kita harus menerimanya dengan keimanan yang kuat tanpa adanya kebimbangan atau keraguan sedikitpun. Keghoiban ruh sama dengan keghoiban alam ghoib yang lainnya,kita harus mempercayai dan yakin hanya Allah saja yang mengetahuinya. Allah berfirman didalam surat Al Isro’ ayat 85:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Roh termasuk urusan Allah SWT sendiri, selain Allah Ta’ala sendiri tidak ada yang mengetahuinya, tidak dahulu, sekarang ataupun tidak nanti, kecuali hanya diberi pengetahuan yang sedikit. Adapun alam roh yang dapat ditembus oleh manusia, pasti itu ada rekayasa dari jin. Karena roh tidak bisa dipanggil atau tidak dapat berpindah-pindah dari seseorang keorang lain. Andaikan roh bisa dipanggil tentu tidak ada yang mati karena ketika roh itu keluar keluarganya akan memanggilnya kembali kejasadnya. Mengenai mukjizat Nabi Isa as beliau betul-betul mengembalikan roh itu kejasadnya,jelas berbeda dengan tipu daya setan yang mengaku-ngaku roh si fulan kemudian masuk ke tubuh orang lain dan bercerita tentang orang yang telah meninggal atau roh itu mengajarkan ilmu-ilmu tertentu.

Berhati-hatilah dalam hal yang ghoib ini, karena karana akan menentukan akan diterimanya ibadah seseorang. Kita semua tentu sudah tahu bahwa syarat diterima amal seseorang hamba Allah itu bila dilakukan dengan ikhlas dan berittiba’ (menyontoh) kepada Rasulullah saw. Ikhlas dalam artian tidak ada unsur syiriknya sedikitpun. Klaim pengetahuan terhadap yang ghoib berarti menyekutukan Allah dalam sifat-Nya, karena Allahl jua yang Maha mengetahui yang ghoib.

Ketahuilah bahwa sebagai orang Muslim kita hanya bisa mempercayai informasi tentang yang ghoib dari dua sumber utama agama kita yakni Al-Qur’an dan sunnah. Islam menolak berita-berita tentang masa lalu yang tersamar, informasi-informasi rahasia dan masa depan yang berasal dari para ahli meditasi, ahli yoga, tukang-tukang sihir, peramal,dukun dan yang sebangsanya yang mana mereka mendapatkan berita-berita tersebut sebenarnya dari hasil bekerjasama dengan jin, karna jin itu telah merasuk kedalam raganya lalu dibisiki oleh jin yang kesemuanya itu mereka campur adukkan dengan tipu daya! Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadish shahih dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Apabila Allah menetapkan perintah diatas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman yang (didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) diatas batu bata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata, ”Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab ”(Perkataan yang benar. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”Ketika itulah, (syaitan-ayaitan) pencuri berita (wahyu) mendengarnya. Keadaan (syaitan-syaitan) pencuri berita itu seperti ini: sebagian mereka diatas sebagian yang lain.

Digambarkan oleh Sufyan (yakni bin Uyainah) dengan telapak tangannya, beliau memiringkannya dan membuka jari jemarinya. Maka ketika pencuri berita (yang diatas) mendengar kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang dibawahnya kemudian disampaikan lagi kepada yang dibawahnya dan demikian seterusnya hingga disampaikan kemulut tukang sihir atau dukun. Akan tetapi, kadangkala syaitan penyadap berita terkena panah api sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut, dan kadangkala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena panah api, lalu dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau dukun melakukan seratus macam kebohongan. Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau dukun) mengatakan, ”Bukanlah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari ini dan hari itu akan terjadi ini dan itu, lalu itu benar terjadi, sehingga dipercayailah tukang sihir atau dukun tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari langit.

Al-Bukhary dan Muslim mentakhrij dari Aisyah, dia berkata, ”Aku berkata Wahai Rasulullah,sesungguhnya para dukun biasanya meramal sesuatu dan kami mendapatkan kejadiannya sama persis.” Beliau bersabda, ”Perkataan itu memang benar, yang didengar jin lalu disusupkan ketelinga walinya,dan dia menambahinya dengan seratus kedustaan.”Dinyatakan oleh Allah dalam surat al Hijr ayat 18: ”…..Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar semburan api yang terang.
Dari ayat ini semakin terang diantara kita bahwa diantara jin ada yang bertugas mencuri pendengaran keputusan-keputusan dari Allah yang diperintahkan kepada para malaikat yang ditugaskan untuk menjalankannya. Kemudian dari jin pencuri inilah seseorang bisa meramal suatu kejadian-kejadian yang akan terjadi.

Dalam bukunya (Al-Majmu’ al-Fatawa:11/309) Ibu Taimiyah menyebutkan bahwa ada ahli metafisika yang mempunyai hubungan dengan Jin memberitahu Ibnu Taimiyah. Ahli metafisika itu berkata kepadanya : ”Sesungguhnya jin memperlihatkan kepadaku sesuatu yang mengkilap seperti air dan kaca. Mereka menayangkan gambar-gambar atau berita-berita yang kami minta didalamnya.”

Jadi janganlah heran jika kita sewaktu meditasi bisa tiba-tiba melihat sesuatu informasi masalalu, rahasia-rahasia, informasi masa depan seolah-olah melihat gambar-gambar atau suara seolah-olah menonton TV. Kemampuan ini bukanlah atas kekuatan keajaiban diri kita dari hasil latihan ilmu trawangan melainkan jin itu membantu kita jika ingin melihat alam jin dengan menyamakan ferekuensi stimulus penerimaan cahaya mata dengan kosmik alam jin yang mereka inisiasikan pada diri kita (hingga kita bisa melihat tembus pandang) atau dari hasil jin itu, merekam, mencari atau membuat informasi yang kita butuhkan. Wallaahu a’lam.

Mereka para ahli spiritual, ahli metafisika, para dukun, paranormal, orang linuwih, Avatar, guruji, saiguru dan sebutan-sebutan yang lainnya itu biasanya mendapat wangsit atau ilham atau “pencerahan”dengan melalui bisikan-bisikan syaitan secara langsung ataupun melalui meditasi sesungguhnya didapat dari syaitan yang yang mencuri berita dari langit. Biasanya untuk mendapatkan wangsit atau ilham dari syaitan itu mereka harus melakukan amalan khusus seperti bertapa, bersemedi, meditasi, puasa mutih, puasa patigeni, thawaf dikuburan wali dan lain-lain lagi. yang hanya membawa kepada kesyirikan dan kekufuran lainnya. Di dalam surat Jin ayat 26-27 Allah menyatakan dalam firmannya: ”Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghoib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu itu kecuali kepada Rasul yang diridoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagaan (malaikat) di hadapan dan dibelakangnya.

Harus ketahui bahwa pengetahuan terhadap seluruh yang ghoib secara mutlak hanya milik Allah semata-mata tidak ada dari kalangan malaikat, jin, manusia yang memilikinya. Memang terkadang Allah menampakkan sebagian yang ghoib itu kepada dari kalangan hamba-hamba pilihanNya seperti Rasul, Nabi yang merupakan mukjizat bagi mereka. Akhirnya marilah kita selalu bercermin dan mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat serta ulama-ulama yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasul.

Petikan - http://metafisis.wordpress.com/2009/07/27/sihir-ilmu-kesaktian/

19 comments:

kalau cam saya ni langsung tak boleh nampak alam ghaib, baik alam jin apatah lagi malaikat, syurga dan neraka... maka dah confirm la takder jin dlm badan saya ni yg berdamping. Begitukah maksudnya tuan?

tak!!!....... mungkin jin yang kat Tuan ni dah tua sangat.... dah lah tua buta lak tu.... dah lah buta pekak lak tu.... termasuk bisu.... huhuhuhu..... hahahahahah

adussss..... jin yg dormant dan stagnant ni nak kena replace la...... wa mau cari jin yg boleh berubah bentuk jadi singo barong atau naga.... ada nak lepas ker tuannnn??? ;-)

hahahhhaa...... Tuan tak layak pakai singa atau naga..... kalau jenis belangkas...amacam??.... hahahahaha

mau nogo penganten pak...huhuhu....

kalo bapak ngga mau lepaskan singo atau nogo, ya bisa aja saya nyarik dari kolekter pahang..... khabarnya banyak keris jawa dan aksesorinya mau dilelong....huhuhuui

Gua rasa ini pandangan penulis yang bersandarkan syariatnya. Mungkin ada diantara kita (cam gua) akan berkata 'dia tk dpt ilmu ni, dia jadi anggur yang masam (sourgrape) pulak!" Paling senang, sendiri buat sendiri tanggung...kubur masing2 dan alhamdulillah ada juga yang sanggup (spt penulis) mengingatkan kita...

secara umumnya bro, saya bersetuju dgn apa yg ditulis itu.... kebetulan saya pun dlm kategori sourgrape gak huhuhu

Perkara ini telah diterangkan oleh seseorang kawan yang baru gua jumpa semalam..orang keturunan Bugis Gowa....mak ai ! Pening kepala bila dia bercerita pasal ilmu akhirat...aduuus !

Saudara2 ku, gua ada sebilah keris singa ....... tak tau apa jenis. Gua tenguk cam harimau aje sebab kat Tanah Jawa mana ada singa! Anyway marah betul tuan punya bilah tu, whatever dia suruh gua pegang bilah tu dulu......nantilah gua tunjukkan, insya Allah

alhamdulillah jikalau ada peluang berjumpa dgn org yg ada ilmu akhirat ni bro.... dapat sikit tumpang dengar pun dah alhamdulillah....

masih terngiang2 kata2 ustaz saya masa form 3 dulu bhw, "dunia ini adalah JAMBATAN ke akhirat....", katanya kalau kita tolak kehidupan dunia ini, samalah kita tolak JAMBATAN itu.... maka itu Nabi SAW walaupun kekasih Allah SWT, tetaplah dia melaksanakan keduniaan sebgaimana kita sekarang

Singa takder, harimau pun takder kat Tanah Jawa tu.... macan loreng adalah.....hehehe

Begitu juga ada yang berkata syariat kita adalah seperti menyediakan sampan untuk berkolek ke satu pulau. Jika tidak kukuh, maka bocorlah akan ia dan tenggelamlah kita di separuh jalan

Loreng tu apa lak? Baju loreng?

begitulah tuan.... sy ni blaja ikut silibus kerajaan Malaysia, maka benda2 tarikat/makrifat ni memang tak pernah diajar. Kata org, ilmu tariqat ni selalunya ilmu underground.... sy bukan nak kata ilmu tarikat ni salah atau sesat dsb, cuma perlu ada badan yg memerhati agar kelak yg serong dapat diluruskan, yg kelabu dapat diputihkan.... lagipun menurut apa yg dipegang oleh kebanyakan ulamak muktabar adalah apa yg ditinggalkan oleh nabi SAW sebelum kewafatannya, yakni Al Quran dan sunnah baginda. Ini ada pulak sesetengah golongan meletakkan Sheikh Abd Kadir Jailani dan guru tarikat masing2 sama atau lebih tinggi dari nabi... kononnya utk mencapai makrifatullah... sedangkan utk makrifatullah, Al Quran dan sunnah dah ada....huhuhuhu

Sensitive bila dibincangkan isu ini, nanti timbul pula isu-isu lain......setakat sembang2 kat Khalifah boleh la!

ooopppss sorry bro, cuma nak tambah sikit....

ada golongan melebihkan wali2 ini atas alasan ilmu mereka lebih tinggi dari nabi SAW. katanya nabi TAK MAMPU berjalan atas air atau terbang cam mak lampir tu, maka tu martabat aulia' spt SAQJ dikatakan lebih tinggi???

Post a Comment