Wednesday 25 August 2010

‘Mati’ sebelum Engkau Mati - Jalaluddin Rumi

Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu

Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya
Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’
Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga
Ketika dua dari seratus anak tangga hilang
Kau terlarang menginjak atap
Bila tali kehilangan satu elo dari seratus
Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba
Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu
Sebelum kau letakan “mann” terakhir…

Perahu yang sudah hancur berpuing-puing
Akan menjadi matahari di Lazuardi
Karena kau belum ‘Mati’,
Maka deritamu berkepanjangan
Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar
Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi
Sebelum gemintang bersembunyi
Arahkan tombakmu pada dirimu
Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu
Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…

Wahai mereka yang memiliki ketulusan…
Jika ingin terbuka ‘tirai’
Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’
Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan
Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan
Untuk masuk ke dalam Cahaya…
Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya
Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya
Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar
Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…


9 comments:

rasanya cara pemikiran yg amat menyamai Al Hallaj.... begitu juga Sheh Siti Jenar....

Yeap...intipatinya bro simple...“Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga yang kafir dan pahit.”...

Salam Paduka, yg atas ni very deep deep.

Assalamualaikum Paduka Raden. Long time u hv been missing..semoga dalam keadaan sihat sejahtera.......Bila cerita pasal mati, kebanyakkan dr manusia dan kita sendiri nak mati secara 'sedap' saje tapi pada hakikatnya..........

Waalaikomsalam, low profile aja tapi at same time learning fm members posting. I still follow your posting without fail. Dalam kematian mesti ada Reda........

Itu yang sebenarnya..reda bahawa kematian bukanlah penghujungnya tetapi permulaan bagi kita menghadapiNya. Reda akan segala yang kita ada ini harta benda @ kaum keluarga adalah sementara, pinjamanNya kepada kita. Tanpa keredaan ini, amat sukar untuk kita meninggalkan jasad ini, meninggalkan mereka yang tersayang apabila tiba masa untuk kita menghadapiNya....

yang hamba pernah dengar..... kata2 dari seorang berbangsa Cina..... katanya semua orang mahu masuk Syurga..... tapi takut MATI??.... tak ke heran..... nak g Syurga tapi tak nak mati??..

Itulah kita yang bergelar manusia....tidak perlu kita lihat orang lain, cermin2lah diri sendiri. Kalau setiap dari kita melihat pada diri sendiri.......

Post a Comment