PUSAKA MPA

Minangkabau

PUSAKA MPA

Urang Awak

PUSAKA MPA

Adat

PUSAKA MPA

Warisan

PUSAKA MPA

Sejarah

Tuesday 28 December 2010

Ilmu Kesaktian Yang Mampu Dipelajari tetapi........!


Terjumpa kita akan artikel yang agak menarik ini, ada logik dan rasionalnya tetapi kita anggap ia sekadar persepsi penulis. Maka kita diberi akal fikiran olehNya, fikir-fikirlah sendiri !

Ilmu Kesaktian Ghoib

Sebelum kita membahas hukum belajar melihat alam ghaib,terlebih dahulu kita membahas tentang pengertian alam ghaib. Kata ghaib berasal dari bahasa Arab ghoba, yaghibu, ghoiban : artinya lawan dari tampak dan hadir (al Mu’jam al Wasith hal.667). Adapun secara istilah, ghoib adalah : ”yang tidak tampak oleh kita tetapi diceritakan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah.” (Tafsir Ibnu Katsir). Jelaslah bagi kita bahwa alam ghoib adalah alam yang bukan alam dzohir yang bisa dapat kita lihat dengan panca indra kita. Percaya kepada yang ghoib merupakan pokok dasar dari Rukun Iman serta menjadi sifat yang utama dan pertama bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah : 3..”Orang-orang yang beriman kepada yang ghoib dan mendirikan shalat….”

Alam ghaib sangat luas bahasannya, kita beriman pada Allah, malaikat, surga, neraka, ruh, alam barzah dan jin yang kesemuanya itu adalah ghoib. Namun sungguh disayangkan tidak sedikit di antara umat islam yang salah dalam memahami alam ghoib itu hanya dengan alam jin dan syetan saja. Artinya kalau diantara mereka ada yang mengklaim melihat jin atau syetan orang tersebut dikatakan telah mengetahui alam ghoib yang sesungguhnya? Tentu tidak alam ghoib sangat luas cakupannya tidak hanya terbatas pada alam jin lalu mengatakan tahu keghoiban yang hakiki.

Rasulullah, imamnya para Rasul dan manusia termulia tidaklah memiliki kemampuan melihat alam ghoib malaikat, surga, neraka, ruh, alam barzah dan jin dangan panca indranya kecuali diberi kekhususan oleh Allah sebagi Mu’jizat yang diberikan pada Rasulullah. Seperti pada saat tertentu baliau mendapatkan wahyu dari Allah, misalnya peristiwa Isro’ dan Miroj dan peristiwa-peristiwa lain seperti melihat malaikat Jibril dan menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang kesemuanya karena wahyu dan kekhususan yang diberikan Allah dan tidaklah atas kemauan Rasulullah sendiri. Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A’raf ayat 188:
Katakanlah Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui hal-hal yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’”

Dari keseluruhan penjelasan tersebut di atas,dapat disimpulkan bahwa pengakuan orang yang biasa yang bisa melihat jin baik yang dia lihat atau yang menampakkan diri atau melihat alam jin walaupun mereka mengatakannya dari hasil latihan meditasi pembukaan chakra ajna ataupun dari hasil puasa patigeni, maupun dari hasil wirid itu semua dari hasil bantuan jin itu sendiri dan sangat terbatas sifatnya. Yang diberikan jin itu pada manusia hanya sebatas pada alam jin itu sendiri yang bukan ghoib bagi diri mereka (jin) dan tidak mungkin sampai kealam roh dan jika ada orang yang mengaku bisa melihat alam roh tidak lain hasil tipu daya jin itu sendiri yang menyerupa dan menyesatkan manusia. Karena sebenarnya jin bahkan Iblis tidak mengetahui hakikat roh itu sendiri apalagi masuk kealam roh dan mengetahui hakikat keghoiban yang hakiki yang kesemuanya itu hanya milik Allah semata. Seperti dalam proses penciptaan langit dan bumi dan penciptaan roh makhluk hidup. Allah Ta’ala berfirman:

مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا

”Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri.” (Al Kahfi:51)

Allah juga berfirman didalam surat Al Isro’ ayat 85:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

“’Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Banyak orang-orang yang bisa trawangan (melihat tembus atau melihat makhluk halus) setelah di Ruqyah Ustadz Fadlan ternyata ada jin diantara kedua matanya yang jin itu telah membantunya dengan menyamakan frekuensi kecepatan getaran kosmis alam jin (kenyataan ini confusing ) pada kedua mata orang tersebut hingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa pada matanya atau bisa juga dengan sarana air sihir yang diminumkan pada orang yang bersangkutan hingga ia bisa memiliki ilmu trawangan. Wallaahu a’lam.

Selain itu, kemampuan melihatnya itu sendiri terjadi karena orang tersebut telah menjalin kerjasama dengan jin baik yang ia sadari maupun dia tertipu karenanya (dikatakan dari hasil meditasi, puasa patigeni ataupun wirid-wirid) yang membantunya yang kesemuanya itu sekali lagi hanya terbatas pada alamnya sendiri (alam jin) yang tentu bukan hal ghoib bagi dirinya (bukan alam barzah atau roh yang merupakan hal yang ghoib bagi jin itu sendiri yang ia tidak bisa memasukinya namun dapat menipu mausia dengan mengaku dari alam roh atau roh seseorang). Atau ada kalanya penampakan jin atau syetan itu karena sihir yang dilakukan oleh jin yang menjelma menjadi makhluk yang tinggi besar , hitam, menakutkan atau bahkan sebaliknya seperti makhluk yang bersinar terang yang sangat tampan atau cantik (yang mengaku dewa dan dewi).Kedua hal ini merupakan suatu bentuk tipu daya yang dilancarkan syetan pada manusia,atau seseorang bisa melihat jin atau berkomunikasi dengan mereka secara langsung karena bantuan jin itu sendiri.

Kembali dalam pembahasan kemempuan seseorang melihat jin. Dalam beberapa kasus yang dihadapi Tim Ruqyah di Yogyakarta, banyak sekali bukti yang menguatkan bahwa kemampuan seseorang melihat jin atau syetan tidak lain dari bantuan dari jin atau syetan itu sendiri. Ketika di Ruqyah, para pasien yang sudah kesurupan, tidak jarang melihat beberapa jin yang ditugaskan oleh bos atau tuannya agar menjaga jin yang ada dalam tubuh pasien sehingga jin yang sudah tersiksa dan terbakar dalam tubuh pasien itu takut keluar. yaitu dengan cara jin itu menakut-nakuti jin yang ada dalam tubuh pasien itu jika keluar maka akan dipenjarakan oleh bos atau tuannya. Namun setelah jin berhasil dibunuh atau dikeluarkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an (Ruqyah syar’iyyah) orang tersebut tidak mampu melihat jin lagi. Didalam surat Al-A’raf Allah menerangkan, bahwa jin bisa melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat jin. Allah Ta’ala berfirman: ”Sesungguhnya syetan dan kelompoknya tidak dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka.”(QS.Al-A’raf:27).

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah ketika menjawab pertanyaan tentang ayat ini beliau mengatakan: ”Yang ada di dalam Al-Qur’an bahwa (jin) melihat manusia sedang manusia tidak dapat melihat mereka ini adalah haq (kebenaran) yang menunjukkan bahwa mereka melihat manusia pada suatu keadaan sedang manusia tidak dapat melihatnya pada keadaan tersebut.” Ibnu Taimiyah melanjutkan, ”Tidak ada di dalamnya (penafsiran) bahwa tidak ada seorang pun diantara menusia yang tidak melihat mereka pada suatu keadaan, bahkan terkadang diantara orang-orang shaleh melihat mereka begitu pula orang-orang tidak shaleh, akan tetapi manusia tidak melhat mereka setiap saat.” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah,juz 15 hal.7).

Pernyataan beliau ini sesuai dalam kenyataan yang ada. Pada zamannya Ibnu Taimiyah juga sering melakukan therapy gangguan jin dengan Ruqyah , jadi banyak sekali kejadian-kejadian yang beliau hadapi. (kitab Ath Thibbun Nabawi hal 52-53). Namun demikian pernyataan ini tidak menunjukkan manusia mampu melihat jin secara hakikat dan wujudnya setiap waktu. Sebagaimana tidak ada ilmu-ilmu keghoiban dalam Islam yang bisa mengantarkan menusia mampu melihat jin. Maka, seseorang yang mampu melihat jin, kemungkinannya hanya dua : pertama dia memang orang yang sholeh yang diberi karomah mampu melihat jin, atau kedua;  orang itu bukan orang yang sholeh, ia mampu melihat jin karena bantuan dan tipu daya jin itu sendiri yang akan menyesatkan manusia.

Adapun karomah itu sendiri sudah jelas, ia tidak dapat dipelajari atau ditransfer apalagi diturunkan (diwariskan), tidak dapat didemonstrasikan (dipamerkan), tidak dapat dihadirkan, tidak dapat berulang-ulang. Sementara dengan tipu daya jin bisa terjadi setiap saat, kapan saja, dimana saja, baik diperoleh dengan cara berkolaberasi deangan sebangsanya atau atas kemauan jin itu sendiri. Bila ini yang dimaksud dengan mempelajari ilmu tentang alam ghoib, yaitu belajar berkolaberasi dengan jin tentu sangat dilarang dalam Islam. Sesungguhnya, hakekat sesuatu yang ghoib itu hanya ada dalam ilmu Allah. Maka manusia tidak akan pernah mampu untuk menyingkap hal-hal ghoib yang hakiki dari ilmu Allah.

Setelah kita memahami ajaran akidah islam mengenai yang ghoib itu tentu kita harus menerimanya dengan keimanan yang kuat tanpa adanya kebimbangan atau keraguan sedikitpun. Keghoiban ruh sama dengan keghoiban alam ghoib yang lainnya,kita harus mempercayai dan yakin hanya Allah saja yang mengetahuinya. Allah berfirman didalam surat Al Isro’ ayat 85:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Roh termasuk urusan Allah SWT sendiri, selain Allah Ta’ala sendiri tidak ada yang mengetahuinya, tidak dahulu, sekarang ataupun tidak nanti, kecuali hanya diberi pengetahuan yang sedikit. Adapun alam roh yang dapat ditembus oleh manusia, pasti itu ada rekayasa dari jin. Karena roh tidak bisa dipanggil atau tidak dapat berpindah-pindah dari seseorang keorang lain. Andaikan roh bisa dipanggil tentu tidak ada yang mati karena ketika roh itu keluar keluarganya akan memanggilnya kembali kejasadnya. Mengenai mukjizat Nabi Isa as beliau betul-betul mengembalikan roh itu kejasadnya,jelas berbeda dengan tipu daya setan yang mengaku-ngaku roh si fulan kemudian masuk ke tubuh orang lain dan bercerita tentang orang yang telah meninggal atau roh itu mengajarkan ilmu-ilmu tertentu.

Berhati-hatilah dalam hal yang ghoib ini, karena karana akan menentukan akan diterimanya ibadah seseorang. Kita semua tentu sudah tahu bahwa syarat diterima amal seseorang hamba Allah itu bila dilakukan dengan ikhlas dan berittiba’ (menyontoh) kepada Rasulullah saw. Ikhlas dalam artian tidak ada unsur syiriknya sedikitpun. Klaim pengetahuan terhadap yang ghoib berarti menyekutukan Allah dalam sifat-Nya, karena Allahl jua yang Maha mengetahui yang ghoib.

Ketahuilah bahwa sebagai orang Muslim kita hanya bisa mempercayai informasi tentang yang ghoib dari dua sumber utama agama kita yakni Al-Qur’an dan sunnah. Islam menolak berita-berita tentang masa lalu yang tersamar, informasi-informasi rahasia dan masa depan yang berasal dari para ahli meditasi, ahli yoga, tukang-tukang sihir, peramal,dukun dan yang sebangsanya yang mana mereka mendapatkan berita-berita tersebut sebenarnya dari hasil bekerjasama dengan jin, karna jin itu telah merasuk kedalam raganya lalu dibisiki oleh jin yang kesemuanya itu mereka campur adukkan dengan tipu daya! Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadish shahih dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Apabila Allah menetapkan perintah diatas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman yang (didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) diatas batu bata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata, ”Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab ”(Perkataan yang benar. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”Ketika itulah, (syaitan-ayaitan) pencuri berita (wahyu) mendengarnya. Keadaan (syaitan-syaitan) pencuri berita itu seperti ini: sebagian mereka diatas sebagian yang lain.

Digambarkan oleh Sufyan (yakni bin Uyainah) dengan telapak tangannya, beliau memiringkannya dan membuka jari jemarinya. Maka ketika pencuri berita (yang diatas) mendengar kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang dibawahnya kemudian disampaikan lagi kepada yang dibawahnya dan demikian seterusnya hingga disampaikan kemulut tukang sihir atau dukun. Akan tetapi, kadangkala syaitan penyadap berita terkena panah api sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut, dan kadangkala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena panah api, lalu dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau dukun melakukan seratus macam kebohongan. Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau dukun) mengatakan, ”Bukanlah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari ini dan hari itu akan terjadi ini dan itu, lalu itu benar terjadi, sehingga dipercayailah tukang sihir atau dukun tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari langit.

Al-Bukhary dan Muslim mentakhrij dari Aisyah, dia berkata, ”Aku berkata Wahai Rasulullah,sesungguhnya para dukun biasanya meramal sesuatu dan kami mendapatkan kejadiannya sama persis.” Beliau bersabda, ”Perkataan itu memang benar, yang didengar jin lalu disusupkan ketelinga walinya,dan dia menambahinya dengan seratus kedustaan.”Dinyatakan oleh Allah dalam surat al Hijr ayat 18: ”…..Kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar semburan api yang terang.
Dari ayat ini semakin terang diantara kita bahwa diantara jin ada yang bertugas mencuri pendengaran keputusan-keputusan dari Allah yang diperintahkan kepada para malaikat yang ditugaskan untuk menjalankannya. Kemudian dari jin pencuri inilah seseorang bisa meramal suatu kejadian-kejadian yang akan terjadi.

Dalam bukunya (Al-Majmu’ al-Fatawa:11/309) Ibu Taimiyah menyebutkan bahwa ada ahli metafisika yang mempunyai hubungan dengan Jin memberitahu Ibnu Taimiyah. Ahli metafisika itu berkata kepadanya : ”Sesungguhnya jin memperlihatkan kepadaku sesuatu yang mengkilap seperti air dan kaca. Mereka menayangkan gambar-gambar atau berita-berita yang kami minta didalamnya.”

Jadi janganlah heran jika kita sewaktu meditasi bisa tiba-tiba melihat sesuatu informasi masalalu, rahasia-rahasia, informasi masa depan seolah-olah melihat gambar-gambar atau suara seolah-olah menonton TV. Kemampuan ini bukanlah atas kekuatan keajaiban diri kita dari hasil latihan ilmu trawangan melainkan jin itu membantu kita jika ingin melihat alam jin dengan menyamakan ferekuensi stimulus penerimaan cahaya mata dengan kosmik alam jin yang mereka inisiasikan pada diri kita (hingga kita bisa melihat tembus pandang) atau dari hasil jin itu, merekam, mencari atau membuat informasi yang kita butuhkan. Wallaahu a’lam.

Mereka para ahli spiritual, ahli metafisika, para dukun, paranormal, orang linuwih, Avatar, guruji, saiguru dan sebutan-sebutan yang lainnya itu biasanya mendapat wangsit atau ilham atau “pencerahan”dengan melalui bisikan-bisikan syaitan secara langsung ataupun melalui meditasi sesungguhnya didapat dari syaitan yang yang mencuri berita dari langit. Biasanya untuk mendapatkan wangsit atau ilham dari syaitan itu mereka harus melakukan amalan khusus seperti bertapa, bersemedi, meditasi, puasa mutih, puasa patigeni, thawaf dikuburan wali dan lain-lain lagi. yang hanya membawa kepada kesyirikan dan kekufuran lainnya. Di dalam surat Jin ayat 26-27 Allah menyatakan dalam firmannya: ”Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghoib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu itu kecuali kepada Rasul yang diridoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagaan (malaikat) di hadapan dan dibelakangnya.

Harus ketahui bahwa pengetahuan terhadap seluruh yang ghoib secara mutlak hanya milik Allah semata-mata tidak ada dari kalangan malaikat, jin, manusia yang memilikinya. Memang terkadang Allah menampakkan sebagian yang ghoib itu kepada dari kalangan hamba-hamba pilihanNya seperti Rasul, Nabi yang merupakan mukjizat bagi mereka. Akhirnya marilah kita selalu bercermin dan mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat serta ulama-ulama yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasul.

Petikan - http://metafisis.wordpress.com/2009/07/27/sihir-ilmu-kesaktian/

Apakah ilmu Laduni dan bolehkah manusia mendapat ilmu tersebut dengan mempelajarinya?


Soalan : "Acap kali saya mendengar kawan-kawan berbicara sesama sendiri, tentang suatu ilmu yang disebut ilmu ladunni. Mereka mengatakan Guru mereka adalah memiliki ilmu ladunni. Apakah dia ilmu ladunni itu? Bolehkah manusia mendapat ilmu tersebut dengan mempelajarinya? Harap dapat diperjelaskan."

Saya pernah diajukan pelbagai soalan tentang ilmu ladunni. Ada yang meminta pengesahan benarkah si fulan mempunyai ilmu tersebut atau ilmu ganjil yang digelarkan dengan ladunni. Pada pengamatan saya, ilmu ladunni bermula dengan istilah yang disebut dalam firman Allah (mafhumnya):

"Maka kedua-duanya (Musa dan pembantunya) menemui seorang hamba daripada hamba-hamba Allah yang Allah telah berikan kepadanya rahmat-Nya (dari sisi-Nya) dan diajarkan kepadanya dari sisi-Nya (juga) ilmu pengetahuan...(Surah al-Kahfi, ayat 65)

Istilah yang digunakan dalam ayat ini ialah 'mil ladunna 'ilma'. Perkataan ladunna, di situlah akhirnya menjadi ladunni. Ladunna bermaksud dari sisi Kami, ladunni bermaksud dari sisi saya. Kaitan ilmu ladunni dalam ayat ini, bahawa Nabi Musa a.s mengetahui ada seorang hamba Allah yang bukan Rasul, dianugerahkan kepadanya ilmu khusus dari Allah kepadanya tanpa perantaraan.

Mengikut satu riwayat dia adalah hamba Allah yang bernama Balya bin Malkan. Ia adalah nama sebenar beliau, dikenali sebagai nama Nabi Khaidir, diambil daripada kampungnya yang bernama Khaidharah. Nabi Khaidir, terkenal sebagai seorang yang mendapat ilmu ladunni, diberi Allah, mengetahui perkara yang ghaib. Nabi Musa hendak berjumpa dengan Nabi Khaidir, dengan tujuan mematuhi segala kehendaknya demi mendapat peluang diajarkan ilmu tersebut.

Sebaik sahaja Musa untuk belajar dengan Khaidir, lalu Khaidir menjawab, "Kamu tidak boleh kerana kamu tidak sabar." Musa menghujahkan balik kepada Khaidir bahawa dia datang mencarinya kerana dia akan belajar dan sabar.Tetapi ternyata hingga akhirnya dalam kisah yang disebutkan dalam Surah al-Kahfi, Musa tidak sabar, lalu mereka berpisah dan ilmu itu tidak diperturunkan kepada Musa. Nabi Musa a.s yang cuba mendapat ilmu ladunni itu dengan pergi mempelajarinya dengan mengikut apa sahaja kehendak Balya bin Malkan, akhirnya pun gagal sedangkan Musa adalah seorang yang sabar, seorang Rasul yang boleh bercakap dengan Allah pun tidak boleh.

Maka bagaimana insan biasa boleh mendapat ilmu ladunni?

Saya merasakan bahawa ilmu ini memang wujud atas anugerah Allah. Orang mendapat ilmu itu adalah orang yang paling takut kepada Allah, paling tawaduk dan paling sayang dengan ilmunya, takut ditarik balik oleh Allah dengan sentiasa melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Jauh sekali dari mendakwa atau mengaku mereka mengakui mendapat ilmu ladunni atau dengan mudah-mudah untuk mengajar ilmu itu kepada orang lain.

Ilmu yang biasa diterima oleh manusia adalah ilmu zahir atau disebut ilmu syariat, ilmu inilah yang dipelajari. Kita boleh menghampiri Allah dengan mengamalkan semua saranan dalam ilmu syariat berdasarkan hukum-hukum yang termaktub dalam syariat Islam. Adapun yang mendakwa mereka mendapat ilmu ladunni dan cuba menurunkan kepada orang lain. Kadang-kadang insan tertipu dengan perkara-perkara yang ghaib berlaku.

Sedarlah bahawa bukan semua perkara yang ghaib datang daripada Allah. Barangkali ada sumber lain (ilmu ghaib) yang tidak diketahui. Maka dicelah-celah itulah ada orang tertipu dengannya, akhirnya terjebak dengan pengajaran yang terpesong daripada ajaran Islam yang sebenar.

Petikan : http://www.darussyifa.org/SJ032.php

Mampu dan layakkah diri kita.......?


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي خصّ علماءَ أهل السنة بحمل راية التوحيد وعقيدة الإسلام
ووفقهم لردّ كل شبهة وضلالة يذيعها المبتدعة بين العوام
وصلى الله وسلم على سيدنا محمد مَن كشف الله به الدجى ومحا الظلام
أما بعد

..Bahawasanya barang yang dibukakan atas segala hati orang yang arif dalam dunia ini hanyasanya baharu setengah daripada barang yang disediakan oleh Allah Ta'ala kepada mereka itu di dalam akhirat kerana memuliakan mereka itu di dalam dunia ini.....

Terbukanya hijab oleh Allah Ta'ala ke atas hati orang-orang arifin billah di dunia ini lagi sebelum mati adalah sebagai satu tanda Allah Ta'ala memuliakan mereka di dunia lagi dan ianya hanyalah sebahagian/sedikit dari kurniaan yang Allah Ta'ala akan berikan di alam akhirat untuk menunjukki betapa besar anugerahNYA keatas mereka itu. Maksud terbuka hijab di sini adalah pembukaan hijab yang 'Hak' bukannya pembukaan hijab yang disandarkan kepada keupayaan jin (kasyaf jin) atau makhluk (iblis & syaitan) selain Allah Ta'ala m seumpama melihat alam-alam ghaib oleh bomoh yang bathil. Keupayaan dan pemberian yang bathil ini dikenali sebagai istidraj yang mana ianya bukan anugerah Allah Ta'ala ke atas Aulia'-Aulia'NYA tetapi pemberian yang menjauhkan diri dari Jalan Kebenaran. Amat Jauh Berbeza sekali berbanding dengan anugerah Allah Ta'ala ke atas para-para Ariffin billah dan Aulia'-Aulia'NYA. Dengan panduan guru mursyid sesorang murid salikin akan dipimpin dan memahami antara Kasyaf Hak dan Kasyaf Bathil)

...Hai saudaraku takut oleh mu daripada bahawasanya lupa engkau daripada memandang Wahdatul Af'al yang ia menyampaikan akan dikau kepada memandang keelokkan yang wajibal wujud . Dan takut oleh mu daripada bahawa bangsakan pada mengadakan satu perbuatan ada ia...

Takutilah/risaulah/waspadalah wahai pembaca sekelian . Apabila kamu lupa memandang segala perbuatan diri mu ini pada hakikatnya terbit daripada perbuatan Allah Ta'ala yang menyampaikan kepada memandang /syuhud akan zat Allah Ta'ala yang wajib ujudNYA, sebenarnya adalah lupamu itu semata-mata kerana memandang segala perbuatanmu itu adalah terbit dari perbuatan dirimu sendiri. Apabila Allah Ta'ala belum menghendaki terbuka hijab kamu memandang akan Af'al NYA kamu terus dilupakan dan dilalaikan memandangnya. Walau pun kamu berusaha untuk mengingatnya , tetapi apabila Allah Ta'ala menghendaki terbukanya hijab itu IA akan mempermudahkan jalan bagimu . Carilah Wasilah atau Jalan Tawasul melalui keberkatan yang Allah Ta'ala limpahkan ke atas guru yang memimpin rohanimu itu. Barakallahu fikum .

Petikan : http://alamsufisma.blogspot.com/


Sunday 26 December 2010

Riwayat Wali Pitue

Sekitar tahun 1856, keluarga raja dan pembesar kerajaan Sawitto, diliputi suasana bahagia atas lahirnya putra La Tamma yaitu La Sinrang. Kemudian dikenal dengan nama Petta Lolo La Sinrang. Putra La Tamma Addatuang Sawitto ini, dilahirkan di Dolangeng sebuah kota kecil yang terletak kira-kira 17 km sebelah selatan kota Pinrang. Karena ibunya bernama I Raima (Keturunan rakyat biasa) berasal dari Dolangeng. Sejak lahirnya La Sinrang memang memiliki keistimewaan dimana dadanya ditumbuhi buluh dengan arah berlawanan yaitu arah keatas ke atas (bulu sussang).Dalam perjalanan hidupnya, La Sinrang banyak mendapat bimbingan dan pendidikan dari pamannya (saudara I Raima), yaitu orang yang mempunyai pengaruh dan disegani serta dikenal sebagai ahli piker kerajaan. Sehingga, La Sinrang menjadi seorang pemuda yang cukup berwibawa dan jujur. Hal ini merupakan suatu cirri bahwa putra Addatuang sawitto ini, adalah seorang calon pemimpin yang baik.Diwaktu kecil La Sinrang gemar permaianan rakyat seperti dalam bahasa bugis mallogo, maggasing, massaung dan lain-lain. Namun, kegemaran utamanya yang berlanjut sampai usia menanjak dewasa yaitu “ Massaung “. Menyabung ayam. Dari kegemaran ini, La Sinrang selalu menggunakan “ Manu “ bakka “ (ayam yang bulunya berwarna putih berbintik-bintik merah padabagian dada melingkar kebelakang), ayam jenis ini jarang dimiliki orang.

Kegemaran menyabung ayam dengan “ manu bakka “ tersiar keluar daerah, sehingga La Sinrang dikenal dengan julukan “ Bakka Lolona Sawitto “ juga dapat diartikan “ Pemuda berani dari Sawitto . Julukan ini semakin popular disaat La Sinrang mengadakan perlawanan terhadap belanda. Juga kegemaran La Sinrang di usia remaja/dewasa adalah permainan “Pajjoge” yaitu tari-tarian dari asal Bone, sehingga ketika Pajjoge dari Pammana (Wajo) mengadakan pertunjukan di Sawitto maka La Sinrang semakin tertarik dengan Permian tersebut.

La sinrang ke Pammana, dimana setelah tinggal di Pammana dia memperlihatkan gerak-gerik yang menarik perhatian orang banyak, utamanya Datu Pammana sendiri. Datu Pammana La Gabambong ( La Tanrisampe) juga merangkap Pilla Wajo tertarik untuk menanyakan asal-usul keturunannya. La Sinrang pun dididik dan diterima Datu Pammana menjadi pemberani, terutama dalam hal menghadapi peperangan. Setelah itu, La Sinrang kembali ke daerah asalnya yaitu Sawitto, saat itu La Sinrang mempunyai dua orang putra yakni La Koro dan La Mappanganro darihasil perkawinan dengan Indo Jamarro dan Indo Intang.

Tiba di Sawitto diajaknya kerajaan Suppa, Alitta, binanga Karaeng, Ruba’E, Madallo, Cempa, JampuE, dll kerajaan kecil disekitar Sawitto untuk berperang, dan apabila kerajaan tersebut tidak bersedia, berarti bahwa kerajaan itu berada dibawah kekuasaan Sawitto. Dengan demikian, dalam waktu singkat terkenallah La Sinrang keseluruh pelosok, baik keberanian, kewibaan, maupun kepemimpinannya. La Sinrang selama berada di Sawitto semakin nakal, akhirnya diasingkan ke Bone, baru setahun di Bone, terpaksa menyingkir ke Wajo karena membunuh salah seorang pegawai istana di Bone yaitu Pakkalawing Epu’na Arungpone.

Selama di Wajo ia mendapat didikan dari La Jalanti Putra Arung Matawo Wajo yaitu La Koro Arung Padali yang bergelar Batara Wajo. La Janlanti diangkat menjadi komandan Pasukan Wajo di Tempe dengan pangkat Jenderal. Setelah serangan Belanda terhadap kerajaan sawitto semakin hebat, maka La Sinrang dipanggil pulang oleh ayahnya, dan diangkat menjadi panglima perang. Dalam kepemimpinannya sebagai panglima perang kerjaan Sawitto, senjata yang dipergunakan adalah tombak dan keris. Tombak bentuknya besar menyerupai dayung diberi nama “ La Salaga ‘ sedang kerisnya diberi nama “ JalloE”.

Petikan - http://www.tenriewa.co.cc/2010/12/riwayat-tujuh-7-wali-wali-pitue.html

Jenis Keris Lurus




Keris berdhapur JALAK BUDA
Keris lurus,lebar, pendek dan tebal.Bentuknya sederhana.Gandhiknya polos, pejetannya dangkal,sogokannya rangkap dan tipis,kadang-kadang memakai tingil.Ricikan lainnya tidak ada. Permukaan bilahnya biasanya tidak rata, melainkan keropos seperti bopeng.Besinya memiliki kesan nglempung, bagai tanah liat.Keris berdhapur Jalak Buda diduga merupakan keris generasi pertama di Nusantara.Dari segi tuah,keris Jalak Buda mempunyai tuah yang baik bagi keselamatan.Itu sebabnya keris ini juga dipakai sebagai keris tindih, iaitu sebagai peredam tuah keris lain yang galak,keras,buruk dan mengganggu. Keris lainnya yang juga merupakan generasi pertama, yakni pada Zaman Kabudan, iaitu keris berdhapur Betok dan Brojol.Salah satu ciri khas Jalak Buda adalah adanya methuk di bawah ganjanya.Dengan adanya methuk ini,ukiran yang dipasang pada keris Jalak Buda tidak lagi memerlukan mendak.

Keris dhapur JALAK DINDING - Disebut juga Jalak Dingin,adalah keris lurus berbilah sedang,memakai gusen,pejetan dan tingil.Selain itu tidak ada ricikan lainnya. Sepintas lalu keris ini mirip dengan keris berdhapur Tilam Sari. Bezanya hanya terletak pada gusen yang ada di sepanjang bilah.

Keris JALAK NGORE adalah keris berbilah lurus,panjang bilahnya sedang,ada-adanya terlihat jelas dan tepat sampai ke ujung bilah.Keris dhapur Jalak Ngore bergandik polos,memakai pejetan,tikel alis biasanya dangkal,sraweyan dan greneng. Ricikan lainnya tidak ada.

JALAK NGUWOH adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus,ukurannya sedang, gandik kerisnya polos,memakai pejetan dan thingil.Ada-adanya terlihat jelas dan tebal sampai ke ujung bilah. Dengan demikian permukaan kerisnya nggigir lembu.Ricikan lainnya tidak ada. Sebagian pecinta keris menamakannya dengan dhapur Jalak Nguwuh, tapi sebenarnya kurang tepat,karena nguwuh itu bermakna menyampah,tapi ada juga yang mengartikan nguwuh itu memanggil atau menyapa. Sedangkan Nguwoh,berarti berbuah. Padahal dalam pemberian nama,orang Jawa selalu mengacu pada hal-hal yang baik.

Dhapur JALAK NGUWUNG berbilah lurus,ukuran sedang,gandik polos, dengan pejetan, sogokan depan panjang hingga setengah tinggi bilah, memiliki sraweyan dan greneng bisa ada bisa tidak.Nguwung berarti berbentuk cekung.

Keris dhapur JALAK SANGU TUMPENG adalah salah satu bentuk dhapur keris yang bilahnya lurus,ukurannya sedang.Gandiknya polos,pakai pejetan, tikel alis,sogokan rangkap,sraweyan dan tingil.Ricikan lainnya tidak ada. Diantara para pecinta keris banyak yang beranggapan bahwa keris berdhapur Jalak Sangu Tumpeng ini umunya mempunyai tuah yang membuat pemiliknya mudah mencari rejeki. Itulah sebabnya keris ini biasanya dimiliki oleh para pedagang, pengusaha,atau sejenisnya.Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek, pusaka Keraton Kasultanan Jogjakarta yang terkenal itu juga berdhapur Jalak Sangu Tumpeng.

Keris berdhapur JALAK SANGUPATI tergolong keris lurus yang langka.Permukaan bilahnya nggigir sapi karena keris ini memakai ada-ada.Ricikan lainnya adalah kembang kacang pogok,jalen,dua lambe gajah,sogokannya hanya satu yakni sogokan depan,sraweyan dan greneng sungsun.Jalak Sangupati adalah dhapur kreasi baru yang mulai ada sejak zaman pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwono IX,raja karaton Surakarta.

JALAK SUMELANG GANDRING merupakan dhapur keris lurus. Ukuran panjang bilahnya sedang. Keris ini bergandik polos,memakai pejetan, sogokannya hanya satu di depan. Sogokan belakang tidak ada. Selain itu juga memakai tikel alis, kruwingan dan tingil.Bagian ada-adanya cukup jelas, permukaanya nggigir sapi.

Keris berdhapur JALAK TILAM SARI termasuk keris lurus,ukuran bilahnya sedang. Mempunyai gandik polos,pejetan dan tikel alis,dan sraweyan.Tingilnya berbentuk ri pandan

c & p : http://teguhsrahardjo.blogdetik.com/perihal/


Pengaruh Evolusi terhadap Tangguh Keris




Bentuk keris mengalami evolusi atau perkembangan yang bertahap melewati rentang waktu yang cukup lama.Tiap era/jaman diwakili oleh bentuk keris yang berbeda.Sehingga dikenal istilah tangguh.Semula tangguh sendiri mempunyai perbedaan pengertian,jika menurut serat Centhini yang disusun pada masa kekuasaan sinuhun Paku Buwono IV,Raja Karaton Surakarta Hadiningrat mendefinisikannya dengan gaya,langgam atau ciri khas yang dimiliki oleh sebuah keris yang tidak terikat oleh era/jaman dan daerah tertentu.

Keterangan Perkiraan Tangguh Keris berdasarkan jenis dan garap besinya (Gambar #1).
Keris dipelajari dari jenis/bahan besinya,pamornya,dan pasikutan/kesan yang timbul dari bentuk khas/gaya kerisnya.Namun ternyata dalam perkembangan selanjutnya,keris-keris yang mempunyai gaya/langgam yang sama terkait dengan era/jaman tertentu,dan akhirnya berhubungan juga dengan masa pemerintahan/kerajaan tertentu.

Struktur Besi-Baja pada Keris (Gambar #2)
Dari sini muncul generalisasi keris-keris yang mempunyai gaya garap dan besi tertentu mewakili pada masa tertentu.Definisi tangguh yang sekarang akhirnya menunjuk pada masa pembuatan keris.Akan tetapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan,karena tidak adanya patokan/pedoman yang pasti membuat penentuan masa pembuatan keris menjadi lebih sulit,apalagi penilaiannya berdasarkan visual/penglihatan dan perabaan semata.Subyektifitas menjadi lebih menonjol,yang tentunya akan membuat beragam macam tafsiran perkiraan masa pembuatan.

Struktur Besi Tempa dengan Spasi Lebar (Gambar #3)
Dalam krisologi,ilmu tangguh menjadi cabang tersendiri yang masih terus membutuhkan inovasi dan teknologi yang terkini untuk menjawab hal/masalah periodisasi keris.Menarik untuk dipelajari dan dibutuhkan keseragaman dan kesepakatan dari para ahli terkait.Bahkan pernah diperkenalkan teknik pengujian laboratorium untuk menentukan usia besi,kandungan besi dan pamor,dan teknologi pengolahannya,yaitu dengan teknik NDTM(Non Destruktive Testing Materials).Pengujian materi/bahan dengan tidak merusakkannya diperkenalkan pertama kali oleh Ir.Haryono Arumbinang(Alm).Menurut ahli metalurgi ini,dengan mengetahui unsur-unsur penyusun keris menetapkan usia keris akan semakin mudah.Dalam penelitiannya ini,semua keris sepuh/tua yaitu sebelum abad XVIII,selalu mengandung unsur besi(Fe),arsenikum(As),titanium(Ti),timah(Sn),dan timbal(Pb).Unsur titanium diberikan oleh para empu agar keris yang dihasilkan terasa ringan kalau dipegang.Mineral ini terkandung di dalam pasir besi di pesisir pantai Pulau Jawa,sehingga mudah didapat secara lokal.Unsur timah dan timbal dipakai untuk memperkeras,menambah keuletan bahan campuran keris,dan dalam pamor keris sering nampak sebagai kilatan putih yang bervariasi.

Struktur Tempa Besi Spasi Lebar-Sedang (Gambar #4)
Sungguh mengagumkan jika hal ini benar adanya,ternyata para empu jaman dahulu sudah paham dan ahli dalam ilmu logam.Jika teknik penelitian ini dipakai juga untuk mempelajari tentang evolusi keris maka akan sedikit banyak membantu memudahkan kita dalam mengungkap misteri tentang keris.

Struktur Tempa Besi dengan Spasi Rapat (Gambar #5) dan Struktur Tempa Besi Rapat-Luluh (Gambar #6)
Para ahli memperkirakan munculnya suatu bentuk keris yang khas terkait dengan suatu masa dan tempat tertentu sehingga bisa dibedakan walaupun dengan dhapur yang sama,ini karena adanya kebiasaan mutrani(menduplikasi) dari keris yang sudah lebih dahulu ada.Bentuk khas ini memang disengaja kemungkinan atas perintah penguasa/raja pada waktu itu,yang setiap raja memiliki selera/kesukaan terhadap bentuk bagian keris tertentu,yang diatur dalam Paugering Praja ing Padhuwungan.

Petikan dari : http://teguhsrahardjo.blogdetik.com/perihal/

Thursday 16 December 2010

Keris 11 Luk Sabuk Inten Demak Ngulit Semongko




Bilah lama keris luk 11. Dapur agak menegelirukan; mungkin Sabuk Inten @ Carita Keprabon. Tangguh tidak berapa pasti mungkin Demak berpamorkan Ngulit Semongko. Pakaian warangka Gayaman Surakarta (gandar iras) dan pendok Blewahan, Panjang bilah 30.40 cm. Kepunyaan seorang sahabat yang baru mendapatnya dari sahabat yang lain.

Thursday 9 December 2010

Hanya Dengan Bismillah...

Bahawa ada suatu kaum yang datang pada hari kiamat sambil mengucap Bismillahirrohmanrirahim. Lebih berat kebajikan mereka dari keburukan mereka. Lalu berkata umat2 yg lain."Alangkah beratnya timbangan amalan kebajikan mereka.".Sesungguhnya menjadi sedemikian itu kerana mereka memulai segala pembicaraan mereka dengan Bismillah Kerana bismillah itu namanya Zat Allah Yang Maha Agung.

Kalau sekiranya diletakkan langit dan bumi di dalam neraca timbangan serta isinya dan apa yang ada dalam timbangan itu nescaya beratlah lagi timbangan khalimah Bismillahirrahmannirrahim, dan sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi umat ini Bismillah itu keamanan dari tiap bencana dari intaian setan terkutuk. Dijadikan obat dari segala macam penyakit,dari kehinaan,kebakaran,keburukan dengan berkat Bismillah ....

Hadith dari Anas bin Malik dari nabi s.a.w yang bermaksud : Andai kata pohon2 dijadikan pena,semua lautan dijadikan tinta lalu terkumpullah semua jin,manusia dan malaikat membuat buku ,terus mereka menulis arti Bismillah sejuta tahun,mereka tidak akan sanggup,mengertikan walau pun hanya satu persepuluhnya.


Wednesday 8 December 2010

Tuesday 7 December 2010

Allah swt Menutup Aib Manusia

Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, nescaya Allah akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit nescaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju syurga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Allah akan menyelimuti mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya
- Hadis diriwayatkan Muslim


Pada zaman Nabi Musa AS, Bani Israel ditimpa musim kemarau yang berpanjangan.  Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kalimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami”. Maka berangkatlah Musa A.S. bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan penuhdebu, haus dan lapar.

Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak.. wansyur ‘alaina rahmatak.. warhamnaa bil  athfaal ar rudhdha’.. wal bahaaim ar rutta’.. wal masyaayikh ar rukka’..” Setelah itu langit tetap saja terang benderang, matahari pun bersinar makin menyilau (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul). Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi asqinaa”..

Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kamu sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Kerana dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kamu”. Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, kerana engkaulah hujan tak  turun”. Seorang lelaki menjeling ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, saat itu pula ia sedar kalau dirinya yang dimaksudkan.

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahsiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun”. Maka hatinya pun gundah-gulana, air matanya pun menitis, menyesali perbuatan maksiatnya sambil berkata , “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadaMu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau menutupi aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepadaMu, maka terimalah taubatku”. Tidak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun muncul, semakin lama semakin tebal menghitam, dan akhirnya turunlah hujan. Musa pun kehairanan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia”. Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kamu oleh sebab hamba yang kerananya hujan tak turun telah bertaubat kepadaKu”.

Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkan padaku hamba yang taat itu”. Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka aibnya sewaktu dia masih bermaksiat kepadaKu, apakah Aku perlu membuka aibnya sedangkan dia taat kepadaKu?” Begitulah baiknya Tuhan..kalau lah dibuka aib kita setiap kali kita melakukan dosa, tentu lah malunya manusia. Tetapi dengan rahmatNya di tutup aib bahkan sekiranya bertaubat dan Allah ampunkan dosa2 bahkan bila  taubat di terima, akan di padam segala keaiban tersebut.

Moga di bulan Ramadhan ini kita mengakui semua dosa-dosa kita, ditaubatkan sungguh2 kerana kemuliaan Ramadhan itu, Allah berjanji melalui kekasihnya Rasulullah, diantara keistimewaan Ramadhan, bulan diampunkan semua dosa2 dan bulan akan dikabulkan semua doa2…”Ya Allah, melalui mukjizat RasulMu, ampunilah segala dosa2 kami yang terdahulu mahupun yang kemudian, yang tersembunyi mahupun yang nyata, yang kami ketahui mahupun yang tidak kami ketahui, yang disengajakan mahukan yang tidak disengajakan.Sesungguhnya kemuliaan bulan ini, moga sudilah Engkau mengampuni kami wahai Tuhan.”

http://kisahteladan.info/kisah-nabi/aib.html

Saat Kematian Karna @ Pendhowo Limo

Karna @ Radheya  merupakan watak utama dalam epik Mahābhārata. Beliau merupakan Raja Anga dan dianggap sebagai kashtriya yang terunggul. Beliau adalah anak kepada Surya (Dewa Matahari) bersama Kunti, dan teman rapat kepada Duryodhana. Karna berperang di pihaknya ketika menentang Pandavas (adik-beradiknya sendiri) semasa Perang Kurukshetra. Karna merupakan individu yang menentang setiap perkara yang buruk dalam kehidupan dan berpegang teguh serta memahkotakan apa jua yang dijanjikan beliau.

Karna  adalah simbol pengorbanan dan pengorbanan adalah sinonim dengannya. Dipercayai tidak ada manusia lain yang dapat menandingi semangat pengorbanan yang dimiliki oleh Karna dalam apa jua keadaan. Walaupun ketika tewas dan dirinya menghampiri maut, semangat pengorbanan dan ‘sentiasa memberi’ Karna masih kekal: “Kegelapan mula menyelubungi di tapak medan pertempuran. Krishna mengikuti Arjuna dan dengan suara yang lembut Krishna memanggil ‘Karna ! Karna !’ Karna yang sedang menghadapi maut dengan nafas yang adqa menjawab “Siapa yang memanggil aku ? Aku di sini !”. Berpandukan arah datangnya suara yang lemah tadi Krishna mendekati Karna. Sebelum mendekati Karna, Krishna telah mengubah rupa bentuk asalnya menjadi seorang Brahmin (sami).  

Karna bertanya kepada Krishna “Siapakan tuan hamba ini ?” Walaupun sedang nazak, menghampiri nafasnya  yang terakhir ketika itu , Karna dengan suara yang jelas masih lagi mampu untuk bertanya kepada orang yang dianggap asing baginya.  Krishna (yang menyamar sebagai seorang Brahmin yang miskin) menjawab : “Sudah sekian lama kita mendengar mengenai reputasi tuan sebagai seorang yang pemurah dan dermawan hinggakan tuan diberi gelaran Daana Karna(Karna yang sentiasa memberi). Hari ini, tanpa mengetahui akan penderitaan tuan, kita datang untuk meminta sesuatu sumbangan dari tuan. Tuan mesti menunaikan hajat kita ini.” “Akan kita tunaikan hajat tuan, mintalah apa jua yang dikehendaki” Karna membalas.

Kita akan melangsungkan perkahwinan anak kita oleh itu kita memerlukan sejumlah  kecil emas sebagai perbelanjaan”  Krishna berkata. “Amatlah menyedihkan kerana keadaan kita tidak berkemampuan sekarang tetapi pergilah berjumpa dengan isteri kita, dia akan memberikan sebanyak mana emas yang tuan kehendaki” jawab Karna. Sami Brahmin itu ketawa sambil berkata “Untuk mendapat sejumlah kecil emas kita terpaksa berjalan ke Hastinapura? Sekiranya tuan tidak mampu untuk menunaikan hajat atau memberi apa yang kita minta, bukankah lebih baik kita tinggalkan sahaja tuan di sini ?” Dengan nada yang tinggi Karna bersumpah “Selagi nyawa kita ada, selagi kita bernafas sama sekali tidak akan kita berkta ‘tidak boleh atau ‘tidak’ kepada sesiapa pun!”. Lalu Karna membuka mulutnya, memperlihatkan emas yang membaluti gigi-gigi beliau dan berkata “Akan kita berikan kesemua salutan emas ini kepada tuan. Ambillah !”. Dengan nada yang tinggi seolah-olah merasa jijik dengan cadangan itu Krishna menjawab : “Apa yang tuan ingin cadangkan? Adakah tuan mengharapkan kita untuk memecahkan gigi-gigi tuan dan mengambil emas itu? Adakah tuan fikirkan kita tergamak melakukan sekejam itu. Kita adalah seorang Brahmin !

Setelah mendengar kata-kata sami itu, Karna terus mengambil batu besar yang berdekatan dan menghantuknya ke muka beliau, mematahkan gigi-gigi beliau. Karna mengambil gigi-giginya yang patah dan menyerahkan kepada sami Brahmin tersebut. Krishna yang menyamar sebagai sami Brahmin tadi cuba menguji ketabahan Karna dan berkata : “Apa ? Adakah tuan ingin memberi kita hadiah yang berlumuran dengan darah ? Kita tidak boleh terima penghinaan seperti ini. Lebih baik kita beredar dari sini !” Mendengar rungutan Brahmin tadi, Karna merayu “Swami, tolonglah..tunggu sebentar “ Walaupun cedera teruk akibat panahan dari Arjuna dan dengan kesukaran untuk bergerak, Karna mengambil anak panahnya dan menghalakannya ke langit. Dilepaskan anak panah itu ke atas. Sejurus kemudian hujan turun dengan lebatnya, membasahi bumi. Karna mengambil gigi-giginya tadi dan membersihkannya dengan air hujan, dan dengan kedua belah tangan, menghulurkannya kepada sami Brahmin itu.

Krishna berasa sungguh terharu lalu memperlihatkan dirinya yang sebenar. Terkejut sambil Karna bertanya : “Siapakah sebenarnya tuan ?”. Krishna menjawab : “Kita adalah Krishna. Kita amat kagum dengan semangat berkorban tuan. Tidak kira dalam apa juga keadaan, tuan sama sekali tidak lupa atau mengabaikan semangat untuk sentiasa memberi kepada yang meminta. Pohonlah apa juga yang tuan inginkan !” Setelah memperlihatkan diri Krishna yang sebenar, Karna terus berdoa “Wahai Krishna ! Aaapadbandhava! (Yang Mengurangkan segala Kesengsaraan !) Lokarakshaka! (Yang Melindungi Dunia !). Oh Dewa, yang memegang dunia di bawah tapak tangannya, apa yang boleh kita mohon dari engkau ? Ketika ini di saat aku menghadapi ajalku, aku ingin menutup mataku dengan melihat wajah dan diri engkau yang sebenar. Inilah rahmat yang terbesar bagiku dan cukup bagiku sebelum diri ini meninggalkan jasad ini yang merupakan matlamat utama kewujudan manusia. Engkau telah datang dan menghampiri serta merahmati jasad ini dengan kehadiran engkau sendiri. Cukuplah rahmat yang engkau berikan dan aku hanya mampu menyerahkan tanda hormatku kepada engkau…”.


Sunday 5 December 2010

Pendhowo Limo - Ringkasan

Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa. Saudara yang paling tua adalah Karna.

Karna (Sanskerta: कर्ण; Karnna) adalah nama raja Angga yang merupakan tokoh antagonis penting dalam wiracarita Mahabharata. Ia menjadi pendukung utama pihak Korawa dalam perang besar melawan Pandawa. Padahal sesungguhnya, Karna merupakan kakak tertua dari tiga di antara lima Pandawa (Yudistira, Bimasena, dan Arjuna). Dalam bagian akhir perang besar tersebut, Karna diangkat sebagai panglima pihak Korawa, di mana ia akhirnya gugur di tangan Arjuna. Karna merupakan sosok pahlawan yang memiliki sifat-sifat kompleks. Meskipun berada di pihak antagonis, namun ia terkenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesatria. Sifatnya angkuh, sombong, suka membanggakan diri, namun juga seorang dermawan yang murah hati kepada siapa saja, terutama fakir miskin dan kaum brahmana. Kesaktiannya yang luar biasa membuat namanya terkenal sepanjang masa dan disebut dengan penuh penghormatan.

Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan BhārataMaharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga. 


Bima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa SansekertaBayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewayangan Jawa, dua putranya yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.


Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.

Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandupedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.


Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Panduastronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan MatsyaWirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.


Petikan : http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa

Keris Tilam Sari Yogya HB V Ngulit Semongko




Bilah lama keris lurus, dapur Tilam Sari, tangguh Yogyakarta berkemungkinan Hamengku Buwono V (tidak pasti!), pamor tebal Ngulit Semongko. Pakaian Surakarta, warangka Ladrang Cirebon. Hulu mungkin Cirebon. Panjang bilah 34.70 cm.

Sarong Kayu Timoho




Hasil tangan saudara dari seberang sana untuk tontonan kolektor keris Jawa.